Malem alles!
Sesi ini bareng saya ya! Saya mau berbagi pengalaman soal proses rekrutmen yang
saya jalani untuk posisi Coordinator Trainee (CT) di PT Sumber Alfaria Trijaya,
Tbk atau yang lebih dikenal sebagai Alfamart.
Cerita
latar belakang pendidikan saya sedikit, saya lulusan dari Universiti Kebangsaan
Malaysia dengan gelar Sarjanamuda Pentadbiran Periagaan dengan Kepujian pada
tahun 2015 yang lalu. Atau jika di sebutkan dalam bahasa Inggris, gelar saya
akan menjadi Bachelor of Bussiness
Administration with Honours. Nah, selama saya belajar di bangku
perkuliahan, saya memang banyak mendengar tetentang dunia ritel. Bahkan ada
seseorang dosen saya yang bahkan menginspirasi saya untuk kemudian bekerja di
dunia ritel.
Kembali
ke PT SAT, Tbk, saya pertama kali mendengar lowongan CT di buka yaitu pada
JobFair yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta Pekanbaru pada Agustus 2016.
Awalnya saya sedikit bingung, apakah embel-embel trainee di belakang jabatan
itu bertugas untuk melatih para calon Coordinator. Ternyata, itu sangat berbeda
dari apa yang saya persepsikan.
CT
merupakan suatu program akselerasi yang akan mendidik muda-mudi khususnya
mereka yang baru saja meninggalkan bangku perkuliahan dan akan segera masuk ke
dunia kerja. Di sana mereka akan medapatkan segala macam ilmu yang di butuhkan
untuk memimpin suatu kelompok baik itu di bagian gudang, maupun toko-toko di
sebuah area tertentu.
Balik
lagi ke proses rekrutmen, setelah saya mencoba peruntungan dengan memasukkan
lamaran ke PT SAT, Tbk. Sorenya saya menerima sebuah pesan yang mengundang saya
untuk melakukan proses seleksi tahap awal.
Singkat
cerita, saya tiba di lokasi tes. Kemudian ada pengabsenan ulang daftar-daftar
peserta tes hari itu. Kemudian, ada seseorang peserta tes yang kemudian namanya
tidak ada di sana, di persilahkan untuk pulang. Kemudian dijelaskan bahwa PT
SAT, Tbk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Kata-kata ibu HRD, yang
kemudian saya ketahui bernama Suci, yang saat itu paling saya ingat ketika itu
ialah, “Bagaimana mungkin orang seperti itu bisa di tempatkan di toko jika
proses masuknya saja tidak jujur. Tidak mengherankan jika nanti barang di toko
pada hilang semua.”
Balik
lagi ke proses seleksi rekrutmen, sebelum memulai seleksi, kami di ajak
duluuntuk berkenalan dengan Alfamart melalui video singkat tentang profil
perusahaan. Kemudian seleksi tahap satu di mulai. Seleksi tahap satu yaitu hal
yang paling mendasar, yaitu tes kompetensi dasar atau psikotes. Selesai tes
psikotes, dialnjutkan lagi dengan tes bahasa Inggris.
Selesai
tes psikotes, kami kemudian dipersilahkan untuk keluar sambil menunggu hasil
tes di umumkan. Siapa-siapa yang nama (atau mungkin nomor) pesertanya tertera
di sana berarti merekalah yang dinyatakan lolos seleksi tahap pertama Alfamart.
Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya saya dinyatakan lolos seleksi
tahap peratama dan akan kemudian di lanjutkan seleksi tahap kedua, yaitu Focus
Group Discussion (FGD).
Dalam
proses FGD, kami di bagikan ke kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 orang
setiap kelompok. Dalam FGD, kami diberikan sebuah masalah yang kemudian untuk
di bicarakan secara group. Selesai FGD, masuk ke tahap selanjutnya yaitu
interview dengan ibu Suci itu sendiri. Selama interview, hal-hal yang ditanyakan
pun hal-hal mengenai latar belakang keluarga, pendidikan dsb. Kemudian juga di
katakan bahwa perlu waktu sebulan untuk mereka mengabari lagi apakah saya lolos
tahap ketiga.
Sebulan
berlalau, akhirnya kabar yang ditunggu-tunggu datang juga. Saya menerima kabar
dari Alfamart untuk menghadiri proses interview lanjutan, yaitu interview user.
Selama menjalani interview user, untuk pertama kalinya saya melakuan interview
secara teleconference. Ini merupakan suatu pengalaman yang amat menakjubkan
bagi saya (maklumlah, saya orangnya rada gaptek). Selama proses interview user,
hal-hal yang di tanyakan pun hal-hal biasa, seperti keaktifan selama mengikuti
kegiatan kampus, keorganisasian, dsb. Beberapa hari berselang, saya di infokan
lagi untuk kembali mengikuti proses seleksi akhir, yaitu tes medis di prodia.
Beberapa hari setelah tes keshatan, saya di kabari bahwa saya lulus seluruh tes
selama proses seleksi calon peserta Coordinator Trainee di PT Sumber Alfaria
Trijaya, Tbk.
Nah,
disinilah kesabaran saya diuji. Setelah menerima pemberitaan bahwa saya lulus
proses seleksi, tetapi kontrak tak kunjung di tawarkan. Saya sampai-sampai
sempat bekerja paruh waktu di perusahaan travel-travel low-budget. Namun benar kata-kata suci dalam kitab al-Quran yang
saya imani, bahwa sanya Allah itu bersama orang-orang yang bersabar. Setahun
berselang, saya kembali di recall oleh
ibu Suci untuk melakukan proses pemberkasan ulang yang kemudiannya saya
didaftarkan sebagai peserta program CT Batch 3 Alfamart.
Tak
lama berselang, saya di emailkan
undangan penandatangannan kontrak program CT Batch 3 Alfamart. Kemudian saya
bergabung dengan para peserta lainnya yang juga berangkat dari Medan untuk
sama-sama ke CGK. Setibanya di CGK kami di jemput langsung oleh GAnya PT SAT,
Tbk umtuk kemudian meunuju penginapan yang di sediakan perusahaan.
Pada
saat penandatanganan kontrak, lagi-lagi, hal sedih harus saya lewati. Salah
seorang sahabat (meskipun baru saja kenal) kami tidak bisa ikut manada tangani
kontrak karena terhalang masalah izin orang tua. Tapi, ya begitulah hidup.
Tidak meululu soal kebahagiaan. Ada kesedihan-kesedihan yang kemudiannya akan
menjadi hal-hal berharga di kemudian hari.
Hari
pembukaan program CT pun tiba. Kami di sambut oleh para petinggi-petinggi
Alfamart. Salah satunya kemudian saya ketahui merupakan Direktuk HCO Alfamart.
Kemudian kami di perkenalkan dengan Visi & Misinya Alfamart, budaya kerja,
dll. Kami juga diperkenal tentang persaingan di dalam dunia ritel. Kemudian di
sanalah saya secara pribadi merasa amat sangat banggga dapat bergabung bersama
dengan keluarga Alfamart.
Muhammad Ichsan
23 November 2017
0 comments:
Post a Comment